Sungguh tidak fair ketika orang lain mempunyai pendapat yang berbeda maka komentar2 dari orang2 tersebut akan di’delete’. Apa yg nampak kemudian hanya yg ‘manis-manis’ saja. Ksatria sejati adl yg berani menerima segala komentar apakah itu ‘menyenangkan’ ato ‘menyakitkan’, janganlah jadi pengecut yg terus menebar fitnah sambil mendendangkan lagu bid’ah dan sesat!
Assalamu’alaikum saudaraku,
saya harap anda sedang tidak berbuat pengecut dengan tidak menyertakan hujjah2 yang jelas.
@abu aqil
Wa’alaikumussalam,
Dengan meng-approve komentar anda disini, itu sdh mencerminkan satu perbuatan yg tdk pengecut, dan tidak perlu hujjah utk itu. Tidak semua apa yg ada dlm kehidupan ini perlu dibangun dg hujjah. Apa hujjah ente ketika coba berda’wah di dunia maya? walhal tak pernah sekalipun dicontohkan oleh Rasullullaah Saw dan para Sahabat r.hum metode da’wah yg sebegini.
Dahulu betapa takutnya Abu Bakr r.hu utk menuliskan al-Quran dlm mashaf, sebelum dikuatkan hatinya oleh Umar r.hu. Tapi skrg apa hujjah ente dg senang-lenang saja menuliskan al-Quran dan Hadits dlm setiap webpages?
Assalamu’alaikum
Akhi hikmah dong dalam berdakwah nanya jangan kayak ngajak orang berkelahi.
Sehingga Saya berpikir pemikiran anda menjadi terlalu sempit dikarenakan terlalu banyak makanan hasil dari dinar Yayasan yang mengalir di otak anda…sehingga otak dan mulut antum bungkam terhadap sesama saudara antum yang Muslim dan berlepas diri dari kekeliruan mereka mereka, kasihan sekali antum akhi..ya ilmu diamalkan toh
Dahulu betapa takutnya Abu Bakr r.hu utk menuliskan al-Quran dlm mashaf, sebelum dikuatkan hatinya oleh Umar r.hu. Tapi skrg apa hujjah ente dg senang-lenang saja menuliskan al-Quran dan Hadits dlm setiap webpages?
Bagaimana dengan hukum Ustadz antum yang menggunakan speaker? para tholabul’ilmi yang menggunakan MP3 Recorder? Yang mana ini adalah bagian dari tekhnologi.
Apakah Para penuntut ilmu mesti perga ta’lim naik unta? Coba dipikir dengan akal sehat dong. Apa naik haji mesti naik perahu & Unta?
Maafkan kalo ana ada salah
Wassalam
@al-fachry manganti
>Sehingga Saya berpikir pemikiran anda menjadi terlalu sempit dikarenakan terlalu >banyak makanan hasil dari dinar Yayasan yang mengalir di otak anda…sehingga otak >dan mulut antum bungkam terhadap sesama saudara antum yang Muslim dan >berlepas diri dari kekeliruan mereka mereka, kasihan sekali antum akhi..ya ilmu >diamalkan toh
Aneh, ente nyuruh org lain hikmah dlm da’wah, ente sendiri pake bahasa kurang ajar. Dugaan ente salah, daku pun tdk mengerti apa yg ente maksud “makanan dari hasil dinar Yayasan”. Daku BUKAN Wahabi dan derivative-nya. Ente kali yg suka makan duit Yayasan!
>Bagaimana dengan hukum Ustadz antum yang menggunakan speaker? para >tholabul’ilmi yang menggunakan MP3 Recorder? Yang mana ini adalah bagian dari >tekhnologi. Apakah Para penuntut ilmu mesti perga ta’lim naik unta? Coba dipikir >dengan akal sehat dong. Apa naik haji mesti naik perahu & Unta?
Siapa yg mengingkari penggunaan teknologi? Daku tdk mengatakan spt itu. Pikir juga pakai akal sehat dong sblm ngomong. Bukankah kalian yg keras kaku macam batu. Kalian merasa yg paling bener, semua org yg tdk sependapat dg kalian adl salah, bid’ah, sesat, kafir, dan masuk Neraka. Meremehkan org lain termasuk ‘ulama, dan ta’sub kpd ‘ulama’ sendiri.
Assalamu’alaikum…
Komentar ana moderasi untuk mencegah seseorang berkomentar tanpa ‘ilmu dan berkata-kata sesuka hatinya.
Ana tidak merasa pengecut..kalo Antum juga bukan pengecut, maka berdiskusi lah dengan dalil bukan dengan perasaan, akal, dan emosi semata ( soalnya ana juga punya ) sehinga menorehkan kata-kata yang ujung-ujungnya tak bermakna.
@abu hanzalah zevian
Wa’alaikumussalam,
Siapa lah diri ini klo disuruh diskusi pake dalil. Daku bkn org yg layak utk itu, mungkin daku harus belajar dari ente yg sdh pandai berdalil-dalil.
hehehe…
Masya Allah via email aja kalo gituh. Ana juga pernah ikutan yang namanya khuruj dan mari kita saling nasihati dalam kebaikan dan kesabaran.
kirim aja uneg2 antum tentang “salafy” ke zevian_abdrahman@yahoo.com
@ abu hanzhalah zevian
Trima kasih atas tawarannya. Daku sudah mengenal Wahabi sejak 14thn yg lalu, ketika ente masih kecil, kelas 1 SD. Daku sama sekali tdk tertarik dg pendekatan mereka.
Byk jalan utk mencari ilmu, dan Wahabi bkn tempatnya bagiku.
Ajiib..Allahummahdini wa iyyaka.
Kepada teman-teman,
Kami telah memberikan PELURUSAN PANDANGAN BERIMBANG terhadap kalangan salafi wahabi, silahkan untuk berkunjung ke tempat kami. http://usahadawah.wordpress.com, dan kami juga membuka dua forum terbuka untuk kaum muslimin untuk sama-sama bermudzakarah dengan FAIR dan BERTANGGUNG JAWAB, yang terdapat di myquran dan sidogiri.
Kalau ada yang sudah berkenalan dengan usaha da’wah, silahkan untuk mendapatkan bagian-bagian yang bermanfaat. Kami pernah menyampaikan PANDANGAN BERIMBANG ini ke dalam beberapa blog salafi wahabi, dan mungkin sesuai dengan kebijakannya bahwa hal itu tidak perlu dimunculkan. Dan kami terima hal itu, tidak ada masalah dalam hal itu.
Oleh karena itu, silahkan berkunjung dalam forum-forum itu. Sebenarnya kami menunggu di blog kami, setelah sekian lama. Akhirnya kami buka forum itu.
@haitan
Trima kasih pak Haitan sdh singgah dan selamat atas usahanya mengkompilasi tulisan2 seputar usaha da’wah.
Assalamu’alaikum wr wb
Alhamdulillah baru sekitar 1 bulan ini saya kembali dari khuruj ke Irian.. mari kita satukan fikir kita.. bahwa banyak saudara..saudar kita muslim di sana yang akhirnya menjadi murtad karena lemahnya akidah dan serangan misionaris yang seperti tiada henti.. Mari kita umat islam satukan fikir dan hati kita dan buat da’wah terus menerus untuk ajak manusia kepada Allah dengan hujjah yang nyata.. banyak saudara kita di Irian sana yang mengaku Islam tetapi karena keturunan saja.. sedangkan sholat pun tidak.. mari kita fikirkan ini ..
Wassalamu’alaikum wr wb 🙂
@indonesian brother
Wa’alaikumussalam,
Alhamdulillah, syukur pd Allah Swt yg telah kasih kesempatan kpd ente utk buat usaha kpd sodara2 kita di Irian sana, moga Allah Swt terima pengorbanan ente, dan turunkan hidayah di seluruh ‘alam. Moga Allah Swt juga kasih kita semua kesempatan yg sama.